Setiap orang pasti mempunyai
kenangan pahit ketika masa kanak-kanak dulu, tak terkecuali aku. Teringat masa
kecil ku dulu sekitar tahun 80-an, saat itu WC di rumahku sedang rusak dan
dalam perbaikan. Pagi hari setelah sarapan perut ku mendadak sakit alias ingin
buang air besar. Karena WC dirumahku sedang rusak terpaksa aku keluar rumah
menuju arah “kali” ( sungai), yaitu sebuah sungai buatan atau saluran air
dengan ukuran besar yang dibuat oleh Pertamina sebagai saluran keluar masuknya
air dari wilayah pertamina ke laut atau sebaliknya . Setelah aku sampai di “kali”, wow… disitu
banyak orang yang sedang nongkrong merasakan kebebasan dan sensasi buang air
besar di alam bebas, he..he… termasuk aku langsung tidak menyia-nyiakan waktu,
dan langsung ikut nongkrong bersama mereka di pinggiran “kali”. Menarik memang
cerita ini, tapi bagiku itu kenangan pahit.
Saat itu memang sepanjang pinggiran“ kali” yang ada di desaku
jadi tempat pembuangan air besar umum dan massal… he..he… Ada yang belum tahu “ kali” yang saya maksud?
Itu tuh.. “kali” milik Pertamina UPMS Balongan, posisinya (sekarang)ada di
pinggiran jalan masuk menuju tempat wisata pantai Balongan Indah. Biasanya kalo
pagi hari penduduk setempat sudah nongkrong sepanjang pinggiran “kali”
tersebut. Ngapain? Ya bisa tebak sendirilah mereka melakukan apa? Yup, betul
sekali.. mereka buang air besar rame-rame.
Sepanjang pinggiran “kali “ berderet dan penuh dengan kotoran manusia.
Memang jorok sich lihatnya, tapi mau bagaimana lagi, kondisi masyarakat
balongan saat itu ya..seperti itu.
Sangat Ironis, Balongan sebagai
daerah penyangga Perusahaan nasional sebesar Pertamina