Minggu, 19 Januari 2014

Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir


siaga banjirSikap siap siaga warga dalam menghadapi bencana banjir perlu dipersiapkan sejak dari awal sebelum banjir terjadi. Bagaimana tahapan yang perlu dilakukan warga sebelum, saat, dan setelah banjir terjadi perlu diketahui oleh warga, khususnya warga yang daerah menjadi langganan banjir. Berikut tahapan-tahapan yang perlu dilakukan oleh warga sebagai bentuk kesiapsiagaan warga dalam menghadapi bencana banjir.

Tahap sebelum terjadi banjir
Kegiatan yang dilakukan adalah meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman bahaya banjir, meliputi:penyebarluasan peraturan perundang-undangan atau informasi-informasi, baik dari Pemerintah maupun pemerintah daerah, berkaitan dengan masalah banjir;


  • pemantauan lokasi-lokasi rawan (kritis) secara terus-menerus;
  • optimasi pengoperasian prasarana dan sarana pengendali banjir;
  • penyebarluasan informasi daerah rawan banjir, ancaman/bahaya, dan tindakan yang harus diambil oleh masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana;
  • peningkatan kesiapsiagaan organisasi dan manajemen pengendalian banjir dengan menyiapkan dukungan sumber daya yang diperlukan dan berorientasi kepada pemotivasian individu dalam masyarakat setempat agar selalu siap sedia mengendalikan ancaman/bahaya;
  • persiapan evakuasi ke lokasi yang lebih aman;
  • penyediaan bahan-bahan banjiran untuk keadaan darurat, seperti: karung plastik, bronjong kawat, dan material-material pengisinya (pasir, batu ,dan lain-lain), dan disediakan pada lokasi-lokasi yang diperkirakan rawan/kritis;
  • penyediaan peralatan berat (backhoe, excavator, truk, buldozer, dan lain-lain) dan disiapsiagakan pada lokasi yang strategis, sehingga sewaktu-waktu mudah dimobilisasi;
  • penyiapan peralatan dan kelengkapan evakuasi, seperti: speed boat, perahu, pelampung, dan lain-lain.
Saat terjadi banjir
Kegiatan yang dilakukan dititikberatkan pada:
  • Penyelenggaraan piket banjir di setiap posko.
  • Pengoperasian sistem peringatan banjir (flood warning system): Pemantauan tinggi muka air dan debit air pada setiap titik pantau; Melaporkan hasil pemantauan pada saat mencapai tingkat siaga kepada dinas/instasi terkait, untuk kemudian diinformasikan kepada masyarakat sesuai dengan Standar Prosedur Operasional Banjir.
  • Peramalan, Peramalan banjir dapat dilakukan dengan cara: analisa hubungan hujan dengan banjir (rainfall – runoff relationship), metode perambatan banjir (flood routing), dan  metode lainnya.
  • Komunikasi, Sistim komunikasi digunakan untuk kelancaran penyampaian informasi dan pelaporan, dapat menggunakan radio komunikasi, telepon, faximili, dan sarana lainnya.
  • Gawar/Pemberitaan Banjir (Pemberitaan), Gawar/pemberitaan banjir dilakukan dengan sirine, kentongan, dan/atau sarana sejenis lainnya dari masing-masing pos pengamatan berdasarkan informasi dari posko banjir.
Pasca terjadi banjir
Tahapan pasca terjadi banjir adalah pemulihan. Pemulihan dilakukan terhadap sarana dan prasarana sumber daya air serta lingkungan akibat bencana banjir kepada fungsi semula, melalui:
  • inventarisasi dan dokumentasi kerusakan sarana dan prasarana sumber daya air, kerusakan lingkungan, korban jiwa, dan perkiraan kerugian yang ditimbulkan;
  • merencanakan dan melaksanakan program pemulihan, berupa: rehabilitasi, rekonstruksi atau pembangunan baru sarana dan prasarana sumberdaya air; dan
  • penataan kembali kondisi sosial ekonomi masyarakat yang terkena bencana banjir.
Demikian tahapan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir, semoga bermanfaat. Untuk mengetahui bagaimana cara penanggulangan dan pengendalian banjir, silahkan baca strategi penanggulangan dan pengendalian banjir di Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Terima Kasih Atas Kunjungannya: