" Makanya ditengok kemari PT Meindo atau Pertamina PHE biar punya bukti mengenai tembok rumah saya dan yang lainnya yang retak. Kalau duduk saja di kantor ya mana bisa mendapatkan bukti. PT Meindo atau Pertamina PHE seharusnya peka, sensitif numpang usaha di daerah orang yang mengganggu kenyamanan warga sekitar itu.”
Itulah salah satu pernyataan warga yang rumahnya terkena dampak dari kegiatan proyek Onshore Processing Facility (OPF) Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONJW) yang berlangsung di daerah tempat ia tinggal, tepatnya di wilayah Wisma Jati Sukaurip Balongan Indramayu. Menurut pengakuan warga sekitar yang rumahnya tepat di pinggir jalan wisma jati yang dilalui kendaraan-kendaraan besar proyek OPF PHE ONJW, beberapa tembok rumah dari warga wisma jati mengalami retak-retak akibat adanya kegiatan proyek tersebut.
Dampak yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan proyek OPF Pertamina PHE ONJW di Balongan, tidak hanya masalah tembok retak saja, melainkan masih ada dampak-dampak lain yang harus ditindak lanjuti secara serius oleh pihak pelaksana proyek tersebut. Akses tranportasi warga rusak, suara bising, getaran yang ditimbulkan adanya pemancangan, masalah debu/asap, penyerapan tenaga kerja, dan masalah lainnya yang timbul kedepannya menanti tindakan serius dari pelaksana proyek.
Tindakan preventif yang cepat dan tepat dari pihak pemilik dan pelaksana proyek OPF PHE ONJW akan bisa mencegah dampak-dampak yang lebih besar lagi seperti keresahan sosial yang sekarang sedang terjadi di tengah-tengah masyarakat Balongan. Kalau hal ini dibiarkan, khawatir akan berubah menjadi sebuah gerakan massif dari warga sekitar untuk menghambat bahkan menghentikan pelaksanaan proyek yang mereka anggap telah mengganggu keamanan dan kenyamanan mereka.
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar