Sudah
puluhan tahun Pertamina beroperasi di wilayah Balongan, mulai dari unit
eksplorasi dan produksi, lpg, pemasaran, sampai pengolahan. Sudah puluhan tahun juga perusahaan tersebut tidur
nyenyak, tidak peduli dengan keadaan warga sekitar. Sejak aku masih kecil,
pertamina sudah ada dan sudah beroperasi di wilayah Balongan. Sejak itu juga
aku tidak merasakan bentuk kepedulian dari pertamina. Waktu aku kecil, banyak
warga balongan yang menjadi pencari minyak sisaan di tanki-tanki mobil
pengangkut BBM yang sudah mengirimkan BBMnya ke SPBU-SPBU atau
perusahaan-perusahaan mitra pertamina. Warga harus ngantri untuk mendapatkan
sisaan minyak tersebut, yang banyaknya hanya dalam hitungan tetes saja. Itupun
warga harus susah payah menyedot/menghisap sisa minyak tersebut dari dalam
tanki menggunakan selang. Sampai sekarang pun kita masih bisa menjumpai
kegiatan warga tersebut, namun tidak parah seperti dulu. Kegiatan warga
tersebut dilakukan demi memenuhi kebutuhan ekonominya. Dimana kepedulian pihak
pertamina terhadap masyarakat Balongan saat itu?
Saat
Aku masih kecil juga, sepanjang pinggiran“ kali” (sebuah sungai buatan atau
saluran air dengan ukuran besar yang dibuat oleh Pertamina sebagai saluran
keluar masuknya air dari wilayah pertamina ke laut atau sebaliknya ) yang ada
di desaku jadi tempat pembuangan air besar umum dan massal… he..he… Ada yang belum tahu “ kali” yang saya maksud?
Itu tuh.. “kali” milik Pertamina UPMS Balongan, posisinya (sekarang)ada di
pinggiran jalan masuk menuju tempat wisata pantai Balongan Indah. Biasanya kalo
pagi hari penduduk setempat sudah nongkrong sepanjang pinggiran “kali”
tersebut. Ngapain? Ya bisa tebak sendirilah mereka melakukan apa? Yup, betul
sekali.. mereka buang air besar rame-rame.
Sepanjang pinggiran “kali “ berderet dan penuh dengan kotoran manusia.
Memang jorok sich lihatnya, tapi mau bagaimana lagi, kondisi masyarakat
balongan saat itu ya..seperti itu. Sangat Ironis, Balongan sebagai daerah
penyangga Perusahaan nasional sebesar
Pertamina, masyarakat sekitar masih buang air besar di pinggiran kali
karena sebagian besar dari mereka tidak mempunyai WC. Tapi anehnya dari pihak
pertamina tidak mau peduli dengan kondisi masyarakat seperti itu. Mungkin Pihak
pertamina sudah merasa berjasa atau sudah merasa banyak membantu mayarakat
balongan dengan membiarkan mereka buang air besar di pinggiran “kali” milik pertamina. Anggap
saja “kali” tersebut sebagai WC umum yang dibuatkan oleh pertamina sebagai
bentuk tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat balongan. Sekali lagi, Dimana
kepedulian pihak pertamina terhadap masyarakat Balongan saat itu?
Kalau
diceritakan semua disini tentang tindak tanduk pertamina yang asyik tidur
nyenyak , kayaknya tidak cukup waktunya. Yang jelas pertamina balongan saat itu
tidur nyenyak.
Namun,
sekarang mata pertamina perlahan-lahan terbelalak dan bangun dari tidur
nyenyaknya. Kenapa? Apakah karena kesadaran nya untuk melakukan tanggung jawab
sosial kepada warga sekitar? Tidak! Ini lebih karena dorongan atau tuntutan
warga balongan yang bergerak menuntut hak sosialnya. Buktinya, Penanganan
abrasi menggunakan break water tidak akan terwujud kalau warga melalui ForumMasyarakat Balongan tidak menuntut itu. Pemberian susu gratis tidak akan ada, kalau
warga tidak meminta. Ini cukup bukti, untuk mengatakan bahwa pertamina Balongan
memang tidak secara sadar untuk melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Pertamina baru bangun dari tidur nyenyaknya,
kalau masyarakat bergerak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar