Minggu, 07 Juli 2013

Analisis Proses Sedimentasi Yang Terjadi Akibat Adanya Breakwater Di Pantai Balongan Indramayu ( Part 4 )

Balongan masih terus dikunjungi para wisatawan lokal. Kenapa Balongan banyak dikunjungi wisatawan? karena Balongan mempunyai tempat wisata berupa Pantai Balongan Indah. Penasaran? kunjungi saja tempatnya...he..he.. Ok, disini kita tidak akan membahas mengenai tempat wisata tersebut, melainkan kita akan melanjutkan seputar Analisis Proses Sedimentasi Yang Terjadi Akibat Adanya Breakwater Di Pantai Balongan Indramayu ( Part 4 ) lanjutan dari posting sebelumnya Analisis Proses Sedimentasi Yang Terjadi Akibat Adanya Breakwater Di Pantai Balongan Indramayu ( Part 3 ).

BAB III
ISI
 
3.1. Proses Sedimentasi Pada Breakwater di Pantai Balongan Indramayu
Kegiatan pembangunan, industri dan aktivitas manusia serta pengaruh faktor alam pada umumnya telah memberikan pengaruh negatif pada kestabilan kawasan pantai. Faktor alam yang berpengaruh tehadap kondisi pantai antara lain timbulnya gelombang dan arus, terjadinya pasang surut, terjadinya sedimentasi dan abrasi yang berpengaruh pada berubahnya garis pantai serta kondisi sungai yang bermuara di perairan tersebut.

Aktivitas manusia yang berpengaruh terhadap kondisi pantai antara lain adalah pembangunan, reklamasi dan pengerukan dasar perairan untuk tujuan komersial yang berlebihan. Berkembangnya wisata bahari dibeberapa daerah pantai juga mendorong terjadinya perubahan kondisi alam menjadi lingkungan buatan dengan dibangunnya beberapa fasilitas penunjang yang diperlukan.


Saat ini beberapa kawasan pantai di Indonesia telah mengalami kerusakan. Pengamatan di beberapa stasiun penelitian di Jawa menunjukan adanya kenaikan muka air laut dan mengakibatkan berkurangnya kawasan pantai. Gelombang laut yang datang ke pantai dengan energi yang cukup besar serta erosi dapat menambah kerusakan kawasan pantai. Tingkat kerusakan akan relatif rendah apabila perlindungan alami pantai tetap terjaga. Banyaknya kawasan pantai yang dihuni maka apabila terjadi kerusakan akan memberikan kerugian yang cukup besar. Usaha mengatasi kerusakan fisik dalam skala bangunan maupun lingkungan sudah banyak dilakukan.

Pantai mundur merupakan akibat proses erosi pantai (abrasi) sehingga garis pantai menjadi mundur jauh dari garis pantai lama. Garis pantai secara alami berubah dari waktu ke waktu sejalan dengan perubahan alam seperti adanya aktivitas gelombang, angin, pasang surut dan arus serta sedimentasi daerah delta sungai. Namun perubahan garis pantai dapat meningkat dengan adanya gangguan ekosistim pantai seperti hutan bakau sebagai penyangga pantai banyak dirubah fungsinya untuk dijadikan sebagai daerah pertambakan, hunian, industri dan daerah reklamasi kemudian pembuatan tanggul dan kanal serta bangunan-bangunan yang ada di sekitar pantai.

Untuk melindungi daerah pantai dari serangan gelombang, suatu pantai memerlukan bangunan peredam gelombang. Peredam gelombang adalah suatu bangunan yang bertujuan untuk mereduksi atau menghancurkan energi gelombang.
 
Di pantai balongan indramayu telah terjadi proses abrasi yang sangat signifikan proses majunya garis pantai (abrasi) semakin tahun di pantai balongan indramayu ini semakin maju, garis bibir pantai semakin berkurang akibat dari abrasi tersebut. Pada awalnya pemerintah indramayu untuk mengatasi abrasi pantai ini hanya menggunakan karung berisi pasir untuk menahan ombak lalu hal ini gagal terus di buatlah batu – batu pengahalang ombak yang berbentuk tripod yang dipasang menjorok ke laut, hal demikian pula gagal karena jumlah batu pemecah ombak itu hanya sedikit dan tidak sebanding dengan luas wilayah pantai balongan indramayu dan kini batu itu habis tergerus oleh ombak atau gelombang pantai.
 
Mulai tahun 2007 telah direncanakan untuk pembuatan Breakwater, pada awalnya pembuatan Breakwater itu rampung pada akhir tahun 2008 yang berbentuk melengkung, lalu pada tahun 2009 dibuat lagi breakwater berbentuk melengkung dan berbentuk ‘T’ di sepanjang bibir pantai balongan indramayu untuk mengatasi hal abrasi ini.

Proses terjadinya sedimentasi pada breakwater ini bermula dari arah arus gelombang yang ditahan lalu terpecahkan oleh breakwater ini arah arus dibelokan kedalam sisi breakwater sehingga sedimentasi yang terjadi terkumpul pada sisi bagian breakwater itu sendiri dan akibatnya terjadi pendangkalan di bagian sisi tersebut. Arus membawa berbagai macam partikel – partikel yang menyebabkan sedimentasi itu terjadi, berikut merupakan gambar ilustrasi sedimentasi yang terjadi pada Breakwater di pantai balongan indramayu :

 
 Proses sedimentasi pada breakwater berbentuk melengkung




Proses sedimentasi pada breakwater berbentuk ‘T’
 
 
Terjadi pendangkalan pada sisi bagian Breakwater
(foto: Darmadi 18 april 2010)

 


                            foto satelit pantai balongan indramayu sebelum ada breakwater
 
                             foto satelit pantai balongan indramayu sebelum ada breakwater
 
Pengaruh pemecah gelombang lepas pantai terhadap perubahan bentuk garis pantai dapat dijelaskan sebagai berikut. Apabila garis puncak gelombang pecah sejajar dengan garis pantai asli, terjadi difraksi di daerah terlindung di belakang bangunan, di mana garis puncak gelombang membelok dan berbentuk busur lingkaran. Perambatan gelombang yang terdifraksi tersebut disertai dengan angkutan sedimen menuju ke daerah terlindung dan diendapkan di perairan di belakang bangunan. Pengendapan sedimen tersebut menyebabkan terbentuknya cuspate dibelakang bangunan.

Proses tersebut akan berlanjut sampai garis pantai yang terjadi sejajar dengan garis puncak gelombang yang terdifraksi. Pada keadaan tersebut transport sedimen sepanjang pantai menjadi nol. Seperti terlihat pada gambar 1-14, dimana arah gelombang dominan hampir tegak lurus garis pantai asli, garis puncak gelombang dari sisi kiri dan kanan pemecah berpotongan di titik A. Puncak cuspate akan terjadi pada titik A. Dengan demikian pembentukan tombolo tergantung pada panjang pemecah gelombang lepas pantai dan jarak antara bangunan dengan garis pantai. Biasanya tombolo tidak terbentuk apabila panjang pemecah gelombang lebih kecil dari jaraknya terhadap garis pantai. Jika bangunan menjadi lebih panjang dari pada jaraknya terhadap garis pantai maka kemungkinan terjadinya tombolo semakin tinggi.
 
Apabila gelombang datang membentuk sudut dengan garis pantai maka laju transport sedimen sepanjang pantai akan berkurang, yang menyebabkan pengendapan sedimen dan terbentuknya cuspate. Pengendapan berlanjut sehingga pembentukan cuspate terus berkembang hingga akhirnya terbentuk tombolo. Tombolo yang terbentuk akan merintangi/menangkap transport sedimen sepanjang pantai. Sehingga suplai sedimen kedaerah hilir terhenti yang dapat berakibat terjadinya erosi pantai di hilir bangunan.
 
Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang sebagian energinya akan dipantulkan (refleksi), sebagian diteruskan (transmisi) dan sebagian dihancurkan (dissipasi) mela-lui pecahnya gelombang, ke-kentalan fluida, gesekan dasar dan lain-lainnya. Pembagian besarya energi gelombang yang dipantulkan, dihancur-kan dan diteruskan ter-gantung karakteristik gelom-bang datang (periode, tinggi, kedalaman air), tipe bangunan peredam gelombang (permukaan halus dan kasar).

Setelah dibuatnya breakwater pada sepanjang pantai balongan indramayu selain bermanfaat guna menanggulangi proses abrasi serta sedimentasi, bagi warga sekitar pantai dengan adanya Breakwater ini dijadikan sebagai tempat wisata serta tempat memancing hal itu dapat kita kunjungi disana ada wisata pantai balongan indramayu serta wisata pantai balongan indah baru sebagai salah satu tempat wisata bahari di indramayu yang dikelola oleh perkumpulan karang taruna sekitar dan swadaya warganya.

Cukup dulu ya pembahasannya, lanjutannya silahkan baca  Analisis Proses Sedimentasi Yang Terjadi Akibat Adanya Breakwater Di Pantai Balongan Indramayu ( Part 5) yang merupakan kesimpulan dari pembahasan-pembahasan kita sebelumnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Terima Kasih Atas Kunjungannya: